Majulah Kampus Ku



Oleh Andika Dwi H
 
“Sejauh ini kampus yang telah banyak meluluskan mahasiswanya, masih belum menemukan jatidirinya sebagai kampus IT”.
Seperti yang saya rasakan selama mengenyam pendidikan di STT NJ, kampus yang berbasis teknologi, namun jarang untuk menemui mahasiswa yang memang benar-benar mempuni dalam prodi IT. Tak jarang mahasiswa yang berdatangan ke kampus sekedar tanya kabar dan memberi kabar via facebook. Kampus tidak memiliki greget kepada mahasiswa, semua berjalan apa adanya, dosen mengajar, keluar, pulang, seakan tidak ada kemajuan setiap hari yang dilakukan. Begitu juga yang dilakukan mahasiswanya, mengikuti matakuliah, keluar, ngobrol, pulang. Sejak dulu hingga sekarang kabar yang beredar benar adanya.

Mungkin karena ada sekat tertentu yang menyebabkan kemalasan mahasiswa untuk menemukan jati dirinya, sehingga asumsi masyarakat terhadap kampus “Adem ayem” seakan tidak ada inovasi-inovasi seperti yang tercantum dalam visi dan misi kampus. Visi dan misi kampus hanyalah pajangan belaka yang tertempel pada dinding-dinding sekolah. Orang-orang yang memiliki jabatan di jajaran kepangurusan kampus seakan “Jaim” jaga image terhadap mahasiswa, mereka seringkali menilai kalau dirinya harus jaga jarak dengan mahasiswa, dengan begitu kewibawaannya terangkat dan lain sebagainya. Sebenarnya hal semacam itu yang harus diperhatikan oleh orang-orang tersebut, sebab bagaimanapun mereka hidup di dalam lokasi kampus yang tidak akan lepas dari masalah mahasiswa. Dan jika hal semacam itu terjadi, tidak menutup kemungkinan suasana kampus yang terkesan “Adem ayem” akan terus menjadi ciri has kampus.
Dalam Program Kreatif Mahasiswa (PKM) yang dikeluarkan Dikti beberapa tahun yang lalu, kampus kita belum ada yang mencoba untuk mengembangkan atau mengajukan kreatif mahasiswanya. Kita terlalu senang menyaksikan daripada melakukan, sehingga apa yang kita lakukan selama ini hanya sebatas mencari gelar saja. Jadi jangan salahkan siapa jika nantinya jebolan kampus kita banyak yang menganggur. Dalam analisa saya, jika memang benar-benar PKM di kampus kita ditegakkan, direkrut dari orang-orang yang memiliki greget untuk membawa perubahan kampus, pandangan sinis terhadap kampus dengan sendirinya akan hilang, kampus bukan hanya sebagai ajang asal-asalan, asal masuk, pulang. Hal-hal yang bersifat kreatif segera mungkin dicanangkan supaya kampus ramai dengan kesibukan yang membangun.
Seperti yang sering kita ketahui, interaksi antara dosen dan mahasiswa sangat minim ditemui dan banyak dosen yang kurang perduli kepada  mahasiswa. Itulah Salah satu faktor penyebab degradasinya nilai-nilai akademik mahasiswa, ditambah lagi tidak adanya dosen tetap, dalam artian dosen tersebut inten di kampus, sehingga mahasiswa tidak kebingungan dalam menghadapi masalah akademik atau hal-hal lain. Lembaga juga sesegera mungkin merealisasikan program-program yang telah dibuat, lembaga harus mendukung program kreativitas mahasiswa, lembaga mesti memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya. Dengan begitu citra kampus akan terangkat, sehingga jebolannya benar-benar memiliki skil dalam prodinya.
Saya teringat ketika membaca surat kabar harian, siswa kelas VII di sekolahan swasta mampu memperthankan juara umum dalam kontes robotika yang digelar di surabaya. Dan kita yang sudah berstatus mahasiswa masih belum bisa memberikan yang terbaik kepada kampus terlebih kepada diri sendiri. Oleh karenanya, harapan penulis dalam tahun ini, kampus mampu memunculkan bibit-bibit unggul dalam pengembangan skil mahasiswa, yang nantinya bisa bersaing dengan kampus terkemuka di Indonesia, tentunya ada sinergitas antara lembaga dengan mahasiswa. Selamat berkarya dan semoga tulisan ini bisa memberi pencerahan bagi kita.

0 komentar:

BAGI YANG INGIN MENYUMBANGKAN TULISAN, BAIK BERUPA BERITA, OPINI, TUTORIAL, PUISI, CERPEN ATAUPUN YANG LAINNYA, BISA LANGSUNG DI KIRIMKAN KE E-MAIL | misteriuspos@gmail.com | ATAU BISA LANGSUNG BERGABUNG DENGAN KAMI DI GRUP FACEBOOK misterius pos