Teknologi dan Masyarakat Transisi


Dewasa ini banyak sekali perubahan yang terjadi dalam lingkup tatanan manusia baik itu secara individualis ataupun kelompok. Hal ini juga menyebabkan banyaknya para cendikiawan  yang mencoba untuk menganaisis setiap perubahan tersebut, baik itu dari aspek teknis ataupun dalam aspek konseptual.

Masyarakat transisi misalnya, yang merupakan salah satu teknis sekaligus konseptual sebuah keadaan masyarakat secara kolektif yang oleh J.Useem dan R.H Useem dinamakan dengan Modernizing Society. Mereka menjelaskan bahwa dalam salah satu tatanan masyarakat ada yang namanya masyarakat transisi, masyarakat transisi ini merupakan istilah yang menjelaskan tentang masa berubahnya pandangan masyarakat tradisional untuk mengubah diri mereka menjadi masyarakat modern.

Seperti yang kita ketahui bersama, Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang mencoba untuk mengekalkan nilai-nilai dari masa lalunya ke masa depan dengan cara mempraktekkan terus adat istiadat, upacara-upacara dan kebiasaan-kebiasaan yang sudah berlaku sejak zaman nenek moyang mereka. Bahkan sesuatu yang belum terjadi dicoba untuk diramalkan, diatur, bahkan dikendalikan dengan tradisi lama mereka. Sedangkan masyarakat modern adalah masyarakat yang bertatanan luas dengan berbagai sistem nilai yang terbuka, demikian menurut Useem. Untuk ciri-ciri masyarakat modern, J.A Kahl menyatakan bahwa masyarakat modern adalah masyarakat yang aktif secara individu dan ia merasa yakin bahwa ia mampu membuat rencana untuk kehidupannya sendiri dan percaya juga bahwa rencana itu akan menjadi nyata.

Dari uraian tentang masyarakat tradisional dan modern di atas maka dapat diambil pemahaman lebih luas tentang masyarakat transisi, yaitu tentang perubahan masyarakat yang sebelumnya menutup diri dari arus kemajuan dan perubahan zaman menjadi masyarakat yang terbuka dan bebas menerima kemajuan tersebut. Contoh yang paling gampang untuk masyarakat transisi ini adalah masyarakat kita sendiri, yakni indonesia. Dimana nilai-nilai masa lalunya telah hampir terkikis habis oleh nilai-nilai masa sekarang.

Lantas, pertanyaannya sekarang, apakah yang menyebabkan terkikisnyanilai-nilai masa lalu ini? Allan Schneiberg menyebutkan, bergesernya tatanan masyarakat ini di sebabkan antara lain oleh teknologi, yang pada hakikatnya mengandung sifat menimbulkan masalahpada lingkungan jika di gunakan secara meluas dan tidak disertakan dengan kesiapan mental masyarakat itu sendiri. 

 Misalnya Internet dalam masyarakat kita, masyarakat kita seakan-akan tidak siap secara mental untuk menerima teknologi tersebut. Hal ini bisa dilihat dari trek record sejak dioperasikannya jaringan internet di masyarakat kita ini, banyak sekali kasus-kasus penyalah gunaan dari media yang satu ini, utamnya pornografi. Dari contoh ini dapat di integralkan bahwa teknologi ini mampu merubah cara pandang masyarakat kita dari yang bercorak tradisional ketimuran yang menganggap pornografi itu hal yang tabu akhirnya akan menjadi biasa. Dari sinilah mungkin J.A Kahl menyatakan bahwa teknologi itu merupakan salah satu penyebab tergesernya nilai-nilai tradisionalisme dan menuju ke niali-nilai modern yang menurut pembahasan kita saat ini kita sebut dengan masyarakat transisi.

Selanjutnya, ada pertanyaan yang cukup penting, lebih baik mana antara tradisional dan modern?, saya sebagai penulis artikel initidak akan berkomentar. Jawabannya ada di benak masing-masing pembaca sendiri.


Ahmad taufiq    

0 komentar:

BAGI YANG INGIN MENYUMBANGKAN TULISAN, BAIK BERUPA BERITA, OPINI, TUTORIAL, PUISI, CERPEN ATAUPUN YANG LAINNYA, BISA LANGSUNG DI KIRIMKAN KE E-MAIL | misteriuspos@gmail.com | ATAU BISA LANGSUNG BERGABUNG DENGAN KAMI DI GRUP FACEBOOK misterius pos