Zainul Asrori Bapak Perubahan



“Zainul Asrori bisa dibilang namanya masih belum populer, namun performanya menjadi salah satu alasan ia diberi julukan “Bapak Perubahan”. ~Andika Dwi Hadiwinata.


Zainul Asrori kelahiran Situbondo 2 Juni 1992, desa Kebonagung Kec. Sringen. Mulai terkenal namanya semanjak memasuki PP. Nurul Jadid, Paiton Probolinggo. Banyak bidang yang ia geluti semasa masih menjadi siswa Madrasah Aliah Nurul Jadid (MA NJ). Zainul Asrori tercatat sebagai siswa teladan dan berprestasi di tingkat SLTA, dalam kurun waktu tiga tahun menimba ilmu di MA Nurul Jadid ia telah mengumpulkan banyak piagam penghargaan beserta sertifikat-sertifikat yang tak terhitung lagi jumlahnya. Banyak hasil karya peninggalannya di MA Nurul Jadid yang masih terpampang manis di dinding tembok bercatkan putih, (Kantor OSIS). Tak terlupakan pula bahwa Zainul Asrori salah satu mantan Wakil Ketua OSIS di masanya, selam ia menjabat sebagai Wakil Ketua OSIS MA Nurul Jadid, hal-hal baru banyak bermuculan, salah satunya contoh konkritnya; berbagai kegiata ekstra kulikuler yang berbasis olahraga maupun keagamaan ia kembangkan hingga saat ini program-programnya masih menjadi sejarah manis yang tak terlupakan. Keseriusan dalam mengemban amanat masyarakat MA Nurul Jadid ia realisasikan dengan bentuk bukti rill, sesuai dengan visi dan misinya.

Bukan hanya itu, ia juga aktiv di berbagai organisasi sekolah maupun luar sekolah. Menurutnya, berorganisasi salah satu pilihan yang tepat dalam berproses. Apalagi di Nurul Jadid terkenal dengan organisasinya yang tentunya sesuai dengan koridor Pesantren (Diterima oleh Pesantren). Ketertarikan Zainul dalam berorganisasi di dalam Pesantren, yang itu penuh keterbatasan membuat dirinya semakin mandiri. “Kenapa saya sangat suka berorganisasi, karena organisasi yang ada di dalam pesantren tidak keluar dari norma-norma pesantren, jadi jiwa saya seakan-akan selaras dengan ideologi pesantren yang sejak dulu dijadikan pedoman,” ujar Zainul asrori mantan Wakil Ketua OSIS MA Nurul Jadid.

Ditambah lagi ia sekarang melanjudkan sekolahnya di STT Nurul Jadid, semester VI program TI. Di bangku perkuliahannyapun nilai IP sejak semester I hingga semester VI tidak pernah mengalami penurunan, rata-rata di atas 3,48. Selain di bidang akademik ia mempuni, Zainul juga aktiv di dunia jurnalistik yang itu sangat jarang ditemui di STT Nurul Jadid. Ia bergabung bersama LPM ALGHORIZM dua tahun yang lalu, karya-karya tulisnya banyak beredar di media-media cetak Indonesia.

Yang tidak disangka-sangka dari  Zainul Asrori “Bapak Perubahan”, ternyata ia lihai memainkan ilmu alat (Nahwu dan Sorrof) untuk memahami kitab kuning. “Jarang sekali ditemui orang yang lihai membaca kitab kuning, kecuali dia yang memang benar-benar memiliki keinginan tinggi,” kata Zainul mahasiswa semester VI.

Kesibukan berorganisasi ternyata tidak menghalangi dirinya untuk bisa membaca kitab kuning yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren. Zainul pernah mengisahkan bahwa ia tidak pernah lepas dari buku saku yang bertuliskan arab (Nahwu dan Sorrof). Ia bawa kemana ia pergi, ia pelajari saban hari, bahkan sampai jenjang perguruan tinggi pun ia masih terlihat membawa kitab kecil itu. “Selama saya masih bisa melakukan yang terbaik untuk kebaikan bersama, tidak akan saya sia-siakan usiaku,” kata Zainul Asrori calon presiden BEM STT Nurul Jadid 2013-2014. (Andika)

1 komentar:

BAGI YANG INGIN MENYUMBANGKAN TULISAN, BAIK BERUPA BERITA, OPINI, TUTORIAL, PUISI, CERPEN ATAUPUN YANG LAINNYA, BISA LANGSUNG DI KIRIMKAN KE E-MAIL | misteriuspos@gmail.com | ATAU BISA LANGSUNG BERGABUNG DENGAN KAMI DI GRUP FACEBOOK misterius pos