Ini Tentang Pak Agus yang Bagus
Pagi terlalu dini, peralatan dipanggul dari sekat
ke sekat lain, burung berkicau merdu temani kerja lelaki tengah baya itu.
Berdasarkan penilaian, versi Misterius Pos, pak Agus salah seorang petugas
kebersihan Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid, Paiton Proolinggo. Lama
bercengkrama bersama debu becek pelataran kampus. Hiruk-pikuk mahasiswa ia
telisik hingga menemukan ujung permasalahan, ia tekun memeras peluh demi
keharmonisan keluarga, disiplin tak suka hura-hura. Mentari semakin keatas
terlihat jelas kekuningan dengan hangat segarkan badan. Pak Agus masih asyik
dengan pekerjaannya, menyeduh kopi dengan rokok di lentik jemari.
Tatkala hujan datang, air menggenang, barang-barang
terseret arus deras hujan, masih bisa terbahak-bahak meski itu sangat melelahkan.
Hampir separuh usianya dia abdikan dirinya untuk STT Nurul Jadid. Sabar dengan
segala cobaan yang berayun-ayun dalam pikirnya, panas menggeretak kala tidur
terjaga karena memenuhi panggilan Bos nya. Semua dilaluinya dengan sabar tak
banyak tanya. Kehumorannya dalam pengakraban kepada yang lebih mudah sering
menuai canda tawa.
Di sore itu masih terngiang dalam angan, saat
burung-burung berpulang pada sarang, mahasiswa kembali pada kediaman, kampus
lengang tak bertuan, segelintir orang lalu lalang menutup senja dengan doa. Pak
Agus membasuh peluh yang mengucur lewat pori-pori kepalanya, dia masih
tersenyum tak jarang tertawa saat ku sapa dia.
Di suatu pagi di waktu yang lalu, hujan dengan
derasnya, susu coklat di pelataran Kampus, tak ada tempat pengaliran. Luapan
air dari selatan, utara, timur dan barat menjadi satu dalam kubangan tak bercela.
Masih saja pak Agus tertawa meski lelah menyelimuti, meski basah baju dan
celananya. Ia ambil mesin sedot dengan selang ia tarik dari timur menuju aliran
sungai sebelah barat yang tak jauh tempatnya. Mesin di hidupkan sedikit demi
sedikit coklat susu yang menggenang di pelataran kampus habis jua. Serasa lega
nampak dari raut mukanya.
0 komentar: